Senin, 06 Januari 2014

Pragmatik Dalam Tindak Berbahasa

I. PEMBAHASAN

2.1  ANEKA ASPEK TINDAK BAHASA

Disamping unsur waktu dan tempat yang mutlak ditutut suatu ujaran, ada aspek-aspek lain yang perlu diperhatikn agar kita dapat memahami suatu situasi ujaran. Kegunaan yang nyata dari pengetahuan mengenai aspek-aspek  situasi ujaran, ialah memudahkan kita untuk menentukan dengan jelas hal-hal yang merupakan bidang garapan pragmatic dan hal-hal yang merupakan ranah telaah semantic. Selama kita menganut paham bahwa pragmatic menelaah makna dalam kaitannya dengan situasi ujaran, maka acuan terhadap satu atau lebih aspek-aspek berikut ini merupakan suatu criteria.

  1. Pembicara / Penulis dan Penyimak / Pembaca
    Dalam setiap situasi ujaran harus ada pihak pembicara ( penulis ) dan pihak penyimak (pembaca) keterangan ini mengandung implikasi bahwa pragmatic tidak hanya  terbatas pada bahasa lisan, tetapi mencakup bahasa tulis. Untuk memudahkan pembicara selanjutnya pembicara (penulis) kita singkat menjadi Pa dan penyimak (pembaca) menjadi Pk.
  2. Konteks Ujaran
    Kata konteks dapat diartikan dengan berbagai cara, misalnya kita memasukan aspek-aspek yang sesuai atau relevan mengenai latar fisik  dan social suatu ucapan. Konteks diartika sebagai setiap latar belakang pengetahuan yang diperkirakan dimiliki dan disetujui oleh Pa dan Pk serta yang menunjang interpretasi Pk terhadap apa yang dimaksud Pa dengan ucapan tertentu
  3. Tujuan Ujaran
    Setiap situasi ujaran atau ucapan tentu mengandung maksud dan tujuan tertentu. Dengan kata lain kedua belah yaitu Pa dan Pk terlibat dalam suatu kegiatan yang berorientasi pada tujuan tertentu.
  4. Tindak Ilokusi
    Bila tata bahasa menggarap kesatuan-kesatuan statis yang abstrak seperti kalimat-kalimat (sintaksis) dan proposisi-proposisi (semantic), maka pragmatic menggarap tindak tindak verbal atau performasi-performasi yang berlangsung didalam situasi-situasi khusus dalam waktu tertentu. Dalam hal ini,pragmatic mengharap bahasa dalam tingkatan yang lenih konkret dari pada tata bahasa. Singkatnya,ucapan dianggap sebagai suatu bentuk kegiatan atau suatu tindak ujar.
  5. Ucapan sebagai Produk Tindak Ujar
    Ada pengertian lain dari kata ucapan yang dapat dipakai dala pragmatic,yaitu mengacu pada produk suatu tindak verbal itu sendiri.

2.2  JENIS-JENIS TINDAK BAHASA

Pragmatik erat sekali hubungannya dengan tindak berbahasa. Secara pragmatic ada tiga jenis tindakan yang dapat diwujudkan oleh seorang penutur yang terjadi secara serentak yaitu :

  1. Tindak lokusi (locutionary act)
  2. Tindak ilokusi (ilocutionary act)
  3. Tindak perlokusi (perlocutionary act)

1. Tindak Lokusi

Tindak Lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. Tindak lokusi yang mengaitkan suatu topic dangan keterangan suatu ungkapan, seperti hubungan pokok dengan  predikat atau topic dengan penjelasan dalam sebuah kalimat. Perbandingan  Contoh kalimat lokusi :

  1. Harimau termasuk binatang buas
  2. Orang Indonesia umumnya berkulit sawo matang.
  3. Universitas Terbuka mengadakan lokakarya penulisan modul. Untuk meningkatkan kualitas materi ( bahan ) ajar. UT menyelenggarakan lokakarya penulisan modul bagi dosen-dosen bahasa Indonesia. Tampil sebagai penatar  antara lain Pro.Dr. Atwi Suparman, Prof.Dr. Setiadi. Sebagai peserta adalah dosen-dosen bahasa Indonesia IKIP Jakarta, IKIP Malang, IKIP Bandung.

Dari contoh-contoh diatas dapat kita bandingkan antara kalimat 1 dan 2 diutarakan penuturnya semat-mata hanya untuk menginformasikan sesuatu tanpa tendensi untuk melakukan sesuatu, apalagi untuk mempengaruhi lawan bicaranya. Informasi yang disampaikan yaitu tentang harimau yang termasuk binatang buas dan termasuk warna kulit orang Indonesia.

Sedangkan kalimat 3 juga menginformasikan salah satu kegiatan yang dilaksanakan UT ( lokakarya ). Pembicara-pembicara dan pesertanya. Kalimat 3 tidak hanya sekedar informasi, tetapi juga pengucapan suatu pernyataan  yang erat hubungannya dengan bentuk-bentuk kalimat yang mewujudkan suatu ungkapan.

Konsep lokusi adalah konsep yang berkaitan dengan preposisi kalimat. Kalimat atau tuturan dalam hal ini dipandang sebagai satu satuan yang terdiri dari dua unsure yaitu subjek (topic) dan predikat (penjelasan)  (Nababan 1987) tindak lokusi termasuk tindak tutur yang relative paling mudah untuk diidentifikasi.

2. Tindak Ilokusi

Tindak ilokusi adalah suatu bentuk ujaran yang tidak hanya berfungsi untuk mengungkapkan atau menginformasikan sesuatu,namun juga dipergunakan untuk melakukan sesuatu atau suatu tindakan. Bentuk ujaran seperi ini tentu sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, sering kita jumpai dalam pecakapan atau dalam suatu tulisan.

Contoh kalimat :

  1. Saya sakit perut
    Kalimat 1 ini diutarakan oleh seorang guru kepada kepala sekolahnya yang baru saja mengadakan rapat dewan guru. Apa yang ingin diutarakan oleh guru tersebut? Tentu selain menginformasikan bahwa ia sakit perut, ia juga minta izin kepala sekolahnya tidak bisa mengikuti rapat. Informasi tentang ketidak hadirannya tentu tidak begitu penting karena kepala sekolah atau lawan tuturnya sudah mengetahui hal tersebut.
  2. Awas, ada anjing galak!
    Makna yang dikandung kalimat diatas,pertama tentu member informasi bahwa ada anjing galak. Yang kedua, selain member peringatan untuk beerhati-hati, tetu dapat pula berfungsi untuk menakut-nakuti kalau ditunjuk kepada pencuri.
  3. Lebaran tinggal beberapa hari lagi
    Kalimat (3) jika diucapkan oleh seorang istri kepada suaminya,mungkin berfungsi untuk memberikan peringatan agar sang suami (lawan tuturnya) bersiap-siap menghadapi lebaran,misalnya menyediakan dana. Bila diucapkan oleh si anak,mungkin menyatakan kegembiraan atau meminta hadiah misalnya membeli pakain baru dan lain-lainnya.
  4. Masakanmu enak
    Jika kalimat ini diucapkan oleh seorang suami kepada istrinya, tentu selain memuji mungkin sang suami ingin menambah masakannya.

Dari contoh-contoh diatas, dapat dilihat sebuah tuturan selain berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu, dapat juga digunakan untuk melakukan sesuatu. Bila hal ini terjadi, tindak tutur yang terbentuk adalah ilokusi. ( Putu Wijana,1996 ). Tindak ilokusi merupakan pengucapan suatu pernyataan, tawaran, janji, pertanyaan, pujian, permintan dan sebagainya yang dinyatakan dengan bentuk-bentuk kalimat yang mewujudkan suatu  ungkapan. (Nababan,1987) tindak ilokusi sangat ditentukan oleh siapa penuturnya dan siapa lawan tuturnya, dalam situasi bagaimana tutur itu terjadi (kapan dan dimana).

3. Tindak perlokusi

Tindak perlokusi adalah hasil atau efek yang ditimbulkan oleh suatu ungkapan pada pendengar atau lawan tutur sesuai dengan situasi dan kondisi pengucapan sebuah kalimat.

Contoh :

  1. Ibunya sedang dirawat di rumah sakit.

II.      PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan makalah yang telah penulis buat,penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa Pragmatik merupakan prinsip-prinsip penggunaan bahasa,belum banyak diketahui oleh sebagian besar pemakai bahasa indonesia,khusus nya oleh para mahasiswa dan guru bahasa indonesia. Untuk itu mengenai pragmatik ini perlu ada pembahasan khusus yaitu penjelasan tentang topik-topik yang berhubungan dengan pragmatik. Dalam pragmatik atau penggunaan bahasa,pendekatan teori tindak bahasa paling menarik dan kelihatannya relevan sekali dengan pengajaran bahasa dan belajar bahasa. Pragmatik erat sekali hubungannya dengan tindak berbahasa. Secara pragmatic ada tiga jenis tindakan yang dapat diwujudkan oleh seorang penutur yang terjadi secara serentak yaitu :

a.       Tindak lokusi (locutionary act)

b.      Tindak ilokusi (ilocutionary act)

c.       Tindak perlokusi (perlocutionary act)

DAFTAR PUSTAKA

Chaniago,Sam Muchtar.2010.Pragmatik.Jakarta:Universitas Terbuka

DOWNLOAD MAKALH INI

Semoga bermanfaat, Aamiin.....!!!

0 komentar :

Posting Komentar

 
Design by Blogger Indonesia | Bloggerized by Pratama