Jumat, 24 Januari 2014

Aliran-aliran Kritik Sastra

Aliran-aliran Kritik Sastra

Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah

Kritik Sastra

Oleh Kelompok :

IV

[ Logo ]

SEKOLAH TINGGI KEJURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

MUHAMADIYAH PRINGSEWU-LAMPUNG

2010-2011

 

DAFTAR NAMA KELOMPOK

 

KATA PENGANTAR

Puji sukur penulis haturkan kehadirat Alloh yang maha Esa karena berkat rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah kritik sastra ini tepat pada waktunya, tanpa adanya hambatan suatu apapun.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Dosen Pengampu mata kuliah kritik sastra yang telah membimbing kami, dan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Tiada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada para pembaca agar dalam penyusunan makalah berikutnya menjadi lebih bagus dan bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Pringsewu 29 Oktober 2010

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................i

DAFTAR NAMA KELOMPOK..............................................................ii

KATA PENGANTAR ..............................................................................iii

DAFTAR ISI .........................................................................................…iv

I. PENDAHULUAN .................................................................................1

II. PEMBAHASAN ..................................................................................1

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan sastra di Indonesia sangatlah pesat, terbukti dari karya-karya sastra yang dihasilkan hingga sekarang ini. Memang, sastra itu selalu berkembang, dan perkembanganya itu ditandai dengan adanya periode-periode atau angkatan-angkatan, Dan yang paling utama adalah ilmu-ilmu sastra itu sendiri ikut berkembang.

Salah satu ilmu sastra itu adalah ilmu tentang kritik sastra. Ilmu kritik sastra telah ada dan mendapatkan pengaruh dari ilmu-ilmu barat. Ilmu ini pun selalu berkembang menurut pandangan-pandangan para ahli yang mempunyai perbedaan dan persamaan tentang bagaimana menilai sebuah karya sastra. Walaupun pada awalnya ilmu ini tidak disukai karena kata yang digunakan yaitu “kritik” yang berarti menghakimi dan mengandung arti yang sangat pedas terhadap sebuah karya.

Dari sebuah ilmu kritik sastra muncul perbedaan-perbedaan dan pandangan yang berbeda tentang bagaimana menilai sebuah sastra. Hingga muncullah aliran-aliran yang membedakan dari segi manakah sastra itu dinilai dan dilihat kekuranga dan kelebihan sebuah hasil karya sastra.

2. Rumusan Masalah

Pada dasarnya makalah ini hanya akan membahas aliran-aliran kritik sastra saja, akan tetapi penulis menambah dengan materi-materi yang lain, yang mendukung dan berkaitan erat dengan materi aliran-aliran kritik sastra.

3. Tujuan

  • Pembuatan makalah ini bertujuan untuk :
  • Menambah pengetahuan ilmu tentang kritik sastra, terutama aliran-aliran kritik sastra.
  • Memberikan pemecahan masalah yang kemungkinan timbul dari pembahasan tentang aspek pokok dan fungsi kritik sastra.
  • Sebagai salah satu tugas mata kuliah Kritik Sastra.

 

BAB II

PEMBAHASAN

KRITIK SASTRA

1. Pengertian

Menurut Rene Wellek dan Austin Warren, Studi sastra (ilmu sastra) mencakup tiga bidang, yakni: teori sastra, kritik sastra, dan sejarah sastra. Ketiganya memiliki hubungan yang erat dan saling mengait. Kritik sastra dapat diartikan sebagai salah satu objek studi sastra (cabang ilmu sastra) yang melakukan analisis, penafsiran, dan penilaian terhadap teks sastra.

2. Manfaat Kritik Sastra

Setidaknya, ada 4 (empat) manfaat kritik sastra. Keempat manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Kritik sastra berguna bagi perkembangan sastra
    Dalam mengkritik, kritikus akan menunjukkan hal yang bernilai/tidak bernilai dari suatu karya sastra. Kritikus bisa jadi akan menunjukkan kebaruan-kebaruan dalam karya sastra, hal-hal apa saja yang belum digarap oleh sastrawan. Dengan demikian sastrawan dapat belajar dari kritik sastra untuk lebih meningkatkan kecakapannya dan memperluas cakrawala kreativitas, corak, dan mutu karyasastranya. Jika sastrawan-sastrawan dalam di negara tertentu menghasilkan karya-karya yang baru, kreatif, dan berbobot, maka perkembangan sastra negara tersebut juga akan meningkat pesat, baik secara kualitas maupun kuantitas.

    Dengan kata lain, kritik yang dilakukan kritikus akan meningkatkan kualitas dan kreativitas sastrawan, dan pada gilirannya akan meningkatkan perkembangan sastra itu sendiri.

  2. Kritik sastra berguna untuk penerangan bagi pembaca
    Dalam melakukan kritik, kritikus akan memberikan ulasan, komentar, menafsirkan kerumitan-kerumitan, kegelapan-kegelapan makna dalam karya sastra yang dikritik. Dengan demikian, pembaca awam akan mudah memahami karya sastra yang dikritik oleh kritikus.

    Di sisi lain, ketika masyarakat sudah terbiasa dengan apresiasi sastra, maka daya apresiasi masyarakat terhadap karya sastra akan semakin baik. Masyarakat dapat memilih karya sastra yang bermutu tinggi (karya sastra yang berisi nilai-nilai kehidupan, memperhalus budi, mempertajam pikiran, kemanusiaan, dan kebenaran).

  3. Kritik sastra berguna bagi ilmu sastra itu sendiri
    Analisis yang dulakukan kritikus dalam mengkritik tentulah didasarkan pada referensi-referensi, teori-teori yang akurat. Tidak jarang pula, perkembangan teori sastra lebih lambat dibandingkan dengan kemajuan proses kreatif pengarang. Untuk itu, dalam melakukan kritik, kritikus seringkali harus meramu teori-teori baru. Teori-teori sastra yang baru inilah yang justru akan semakin memperkembangkan ilmu sastra itu sendiri.

  4. Memberi sumbangan pendapat untuk menyusun sejarah sastra
    Dalam melakukan kritik, kritikus tentu akan menunjukkan ciri-ciri karya sastra yang dikritik secara struktural. Tidak jarang pula kritikus akan mencoba mengelompokkan karya sastra yang dikritik ke dalam karya sastra yang berciri sama. Kenyataan inilah yang dapat disimpulkan bahwa kritik sastra sungguh membantu penyusunan sejarah sastra.

3. Aktivitas Kritik Sastra

Aktivitas kritik sastra mencakup 3 (tiga) hal, yakni menganalisis, menafsirkan, dan menilai. Analisis adalah menguraikan unsur-unsur yang membangun karya sastra dan menarik hubungan antar Unsur-unsur tersebut. Sementara menafsirkan (interpretasi) dapat diartikan sebagai memperjelas/memperjernih maksud karya sastra. Sedangkan penilaian dapat diartikan menunjukkan nilai karya sastra dengan bertitik tolak dari analisis dan penafsiran yang telah dilakukan. Penilaian seorang kritikus sangat bergantung pada aliran-aliran, jenis-jenis, dan dasar-dasar kritik sastra yang dianut/dipakai/dipahami seorang kritikus

4. Jenis-jenis Kritik Sastra

  1. Menurut bentuknya
    Ada 2 jenis kritik sastra, yakni kritik teoretis (theoritical criticism) dan kritik terapan (practical/applied criticism).
    • Kritik teoretis
      Adalah jenis kritik sastra yang berusaha menerapkan kriteria-kriteria tertentu (teori) untuk menilai karya sastra dan pengarangnya. Kritik teoretis mencoba menerapkan prinsip-prinsip umum, menetapkan suatu perangkat istilah yang mengkait, perbedaan-perbedaan, kategori-kategori untuk diterapkan pada pertimbangan-pertimbangan, interpretasi-interpretasi karya sastra.

    • Kritik terapan
      Berupaya menerapkan teori sastra berdasarkan keperluannya. Kritik ini berupaya agar prinsip dan kriteria yang digunakan disesuaikan dengan karakteristik karya sastra yang bersangkutan.

  2. Menurut pelaksanaannya
    Ada 3 jenis kritik sastra, yakni kritik judisial (judicial criticism), kritik impresionistik (impresionistic criticism), dan kritik induktif (inductive criticism).
    • Kritik Judisial
      Menurut Abrams adalah kritik sastra yang berusaha menganalisis dan menerangkan efek-efek karya sastra berdasarkan pokoknya, organisasinya, teknik, serta gayanya; dan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan individual kritikus atas dasar ygumum tentang kehebatan dan keluarbiasaan
    • Kritik Impresionistik
      Adalah kritik sastra yang berusaha menggambarkan dengan kata-kata sifat yang terasa dalam berdasarkan kesan-kesan/tanggapan-tanggapan (impresi) kritikus yg ditimbulkan secara langsung oleh karya sastra. Pelaksanaan Kritik model ini biasanya kritikus melakukan kritik praktis.
    • Kritik induktif
      Adalah kritik sastra yang menguraikan bagian-bagian karya sastra berdasarkan fenomena-fenomena yang ada secara objektif.

      Kritikus pada paham ini meneliti karya sastra seperti ahli ilmu alam meneliti gejala alam secara objektif tanpa menggunakan standar yang berasal dari luar dirinya.

  3. Menurut pendekatannya
    Ada 4 jenis kritik sastra:
    • Kritik mimetik
      Menurut Abrams, kritikus pada jenis ini memandang karya sastra sebagai tiruan aspek-aspek alam. Sastra merupakan pencerminan
    • Kritik pragmatik
      Kritikus jenis ini memandang karya sastra terutama sebagai alat untuk mencapai tujuan (mendapatkan sesuatu yang daharapkan).
    • Kritik ekspresif
      Kritik ekspresif menitikberatkan pada pengarang. Kritikus ekspresif meyakini bahwa sastrawan (pengarang) karya sastra merupakan unsur pokok yang melahirkan pikiran-pikiran, persepsi-persepsi dan perasaan yang dikombinasikan dalam karya sastra. Kritikus cenderung menimba karya sastra berdasarkan kemulusan, kesejatian, kecocokan pengelihatan mata batin pengarang/keadaan pikirannya.
    • Kritik objektif
      Kritikus jenis ini memandang karya sastra sebagai sesuatu yang saling berhubungan antarunsur-unsur pembentuknya tidak hanya terbatas pada alur, tema, tokoh, dsb, tetapi juga mencakup kompleksitas, koherensi, kesinambungan, integritasnya.

5. Aliran-aliran Kritik Sastra

Menurut Rene Wellek dan Austin Warrent, ada 3 (tiga) aliran kritik sastra, yakni: relativisme, absolutisme, dan perspektivisme.

(a) Relativisme

Adalah paham penilaian yang didasarkan pada tempat dan waktu terbitnya karya sastra, penilaian karya sastra tidak sama di semua tempat dan waktu. Paham ini berkeyakinan bahwa nilai karya sastra melekat pada karya itu sendiri. Bila ada karya sastra yang dianggap bernilai oleh masyarakat di suatu tempat dan periode tertentu, karya sastra tersebut terus dianggap bernilai di jaman dan tempat yang lain dulu dianggap baik, sekarang harus dipandang baik pula. Paham ini merupakan reaksi terhadap penilaian karya sastra yang menganut paham abslutisme.

(b) Absolutisme

Adalah paham penilaian karya sastra yang didasarkan pada paham-paham di luar sastra seperti: politik, moral, atau ukuran-ukuran tertentu. Dengan kata lain, paham ini menilai karya sastra tidak didasarkan pada hakikat sastra. Sastra yang baik menurut paham ini adalah karya sastra yang memiliki tendensi politis, memiliki nilai moral, dsb. Di Indonesia, kritik model ini berkembang pada tahun 60-an seperti penganut paham bahwa sastra adalah seni bertendensi (seni untuk seni).

(c) Perspektivisme

Adalah paham penilaian karya sastra dari berbagai perspektif tempat, waktu, dan sudut pandang sehingga karya sastra bisa dinilai dari waktu terbitnya dan pada masa berikutnya. Paham ini berpendapat bahwa karya sastra bersifat abadi dan historis. Abadi karena memelihara ciri-ciri tertentu, historis karena karya sastra itu melampaui suatu proses yang dapat dirunut jejaknya. Dengan kata lain, karya sastra dapat dibandingkan sepanjang masa.

 

BAB III

PENUTUP

1. SIMPULAN

Menurut Rene Wellek dan Austin Warren, Studi sastra (ilmu sastra) mencakup tiga bidang, yakni: teori sastra, kritik sastra, dan sejarah sastra. Ketiganya memiliki hubungan yang erat dan saling mengait. Kritik sastra dapat diartikan sebagai salah satu objekstudi sastra (cabang ilmu sastra) yang melakukan analisis, penafsiran, dan penilaian terhadap teks sastra.

Adapun manfaat kritik sastra. manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

  • Kritik sastra berguna bagi perkembangan sastra
  • Kritik sastra berguna untuk penerangan bagi pembaca
  • Kritik sastra berguna bagi ilmu sastra itu sendiri
  • Memberi sumbangan pendapat untuk menyusun sejarah sastra

Di dalam Aktivitas kritik sastra mencakup 3 (tiga) hal, yakni menganalisis, menafsirkan, dan menilai. Analisis adalah menguraikan unsur-unsur yang membangun karya sastra dan menarik hubungan antar Unsur-unsur tersebut. Sementara menafsirkan (interpretasi) dapat diartikan sebagai memperjelas/memperjernih maksud karya sastra. Sedangkan penilaian dapat diartikan menunjukkan nilai karya sastra dengan bertitik tolak dari analisis dan penafsiran yang telah dilakukan. Penilaian seorang kritikus sangat bergantung pada aliran-aliran, jenis-jenis, dan dasar-dasar kritik sastra yang dianut/dipakai/dipahami seorang kritikus

Di dalam sebuah kritik sastra terdapat Jenis-jenis Kritik Sastra, adalah sebagai berikut :

  1. Menurut bentuknya
    Ada 2 jenis kritik sastra, yakni kritik teoretis (theoritical criticism) dan kritik terapan (practical/applied criticism).

  2. Menurut pelaksanaannya
    Ada 3 jenis kritik sastra, yakni kritik judisial (judicial criticism), kritik impresionistik (impresionistic criticism), dan kritik induktif (inductive criticism).

  3. Menurut pendekatannya
    Ada 4 jenis kritik sastra, yaitu Kritik mimetik, Kritik pragmatik, Kritik ekspresif, dan Kritik objektif. Selain jenis-jenis kritik sastra ada juga sebuah Aliran-aliran Kritik Sastra, yakni Menurut Rene Wellek dan Austin Warrent, ada 3 (tiga) aliran kritik sastra, yakni: relativisme, absolutisme, dan perspektivisme.

2. SARAN

Semoga dengan makalah ini dapat menambah pengetahuan tentang sastra terutama pada materi kritik sastra. Yang banyak sekali menunjang pembelajaran Sastra pada perkuliahan dan sangat dibutuhkan untuk bahan materi bagi para mahasiswa yang menyusun Skipsi terutama pada judul-judul yang berkaitan dengan sastra.

 

DAFTAR PUSTAKA

Abrams,M.H. 1979. The mirrol and the lamp. London – new York: oxford university press.

http://wahyudipodey.blogspot.com/2009/12/kritik-sastra.html#comments

http://goesrih.com/208/02/kritik-sastra.html

Rachmat Djoko Pradopo. 2007. Kritik Sastra Indonesia Modern. Cetakan keempat. Yogyakarya : Gadjah Mada University Press.

Wellek, rene. dan Austin Werren. 1968. Theory of literature. Harmondsworth, middle-sex:penguin books.

0 komentar :

Posting Komentar

 
Design by Blogger Indonesia | Bloggerized by Pratama